Sunnatullah
Monday, April 11, 2011
Diantara sunnah Allah, dunia ini tidak pernah vacuum dari pada kuasa. Bila ada kuasa, maka ada pemimpin, ada pengikut, ada pemerintah, ada rakyat. Bahkan sudah menjadi ketentuan Allah yang mana kuasa di dunia ini tidak boleh vacum. Kalau kita baca sejarah, sejak zaman primitive, tidak lepas dari adanya pemimpin, adanya pengikut, adanya ketua, ada rakyat, ada yang menguasai, ada yang dikuasai. Hal ini terjadi walaupun di kalangan orang yang tidak bertamadun, ada yang berkuasa ada yang kena kuasa. Begitulah sunnah Tuhan. Allah masukkan dalam hati manusia sebagai fitrah semula jadi manusia.
Ini termasuk juga dalam firman Allah," Inni jai'lum fil ardhi khalifah, " Terjemahannyanya : " kami jadikan di muka bumi ini khalifah."
Cuma khalifah itu ada yang khusus, ada yang umum. Yang khusus khalifah pada diri, pada kelompok yang kecil. Yang umum empayar, agak kecil sedikit dalam bentuk negara.
Dalam ayat lain Allah berfirman, " Innal ardha yarisuha min ibadiya solihun".
Terjemahannya, " Sesungguhnya bumi ini akan dipusakai oleh orang yang patut atau layak."
Ini termasuk juga dalam firman Allah," Inni jai'lum fil ardhi khalifah, " Terjemahannyanya : " kami jadikan di muka bumi ini khalifah."
Cuma khalifah itu ada yang khusus, ada yang umum. Yang khusus khalifah pada diri, pada kelompok yang kecil. Yang umum empayar, agak kecil sedikit dalam bentuk negara.
Dalam ayat lain Allah berfirman, " Innal ardha yarisuha min ibadiya solihun".
Terjemahannya, " Sesungguhnya bumi ini akan dipusakai oleh orang yang patut atau layak."
Terjemahan solihun di sini bukan orang-orang soleh. Tidak salah diterjemahkan orang-orang soleh. Maksud soleh itu ialah orang yang patut atau layak. Patut atau layak itu ada 2 kategori
1. atas dasar quwwah
2. atas dasar kekuatan batin yaitu taqwa
Dalam sejarah, dunia ini Allah serahkan atas dasar kekuatan quwwah, jarang sekali berlaku kepada taqwa. Apa maksudnya kekuatan lahir? Kekuatan tentera, sistem, kekuatan ekonomi, ada jemaah, ada pemimpin, pengikut dan lain-lain. Bila ada orang bertaqwa, Allah utamakan orang bertaqwa. Tapi jarang berlaku. Maksud bertaqwa di sini ialah satu pakej taqwa. Adanya orang bertaqwa yaitu orang yang beriman dengan Tuhan, adanya jemaah orang bertaqwa, adanya sistem yang dibuat atas dasar taqwa, adanya pemimpin yang ditunjuk Allah yang Allah beri ilmu, adanya pengikut yang taat kepada pemimpin. Kalau ada ciri-ciri ini, barulah Allah serahkan bumi ini kepada orang bertaqwa, kalau tidak, dunia akan diserahkan kepada quwwah.
Ini pun termasuk rahmat Allah. Kalau tidak ada taqwa, bumi akan diserahkan kepada quwwah, maksudnya walaupun jahat, ini lebih baik dari pada tidak ada langsung kerajaan. Kalau tidak ada kuasa, kalau rakyat bergaduh siapa yang akan mendamaikan? Kalau perang, siapa yang akan mendamaikan? Kalau ada masalah siapa yang akan menyelesaikan? Sejahat-jahat pemimpin, lebih baik dari pada tidak ada kuasa. Kalau tidak ada kuasa langsung, manusia bergaduh, berperang, tidak ada yang akan menyelesaikannya.
Tapi perlu diingat, bila kuasa di bumi diserah kepada manusia atas dasar quwwah, maka Tuhan berlepas diri. Risikonya tinggi. Tuhan akan biarkan. Akhirnya apa akan jadi? Rakyat benci pada pemerintah, pemerintah menyusahkan rakyat. Rakyat tidak suka pemerintah, pemerintah menekan rakyat. Gejala masyarakat tidak boleh dibendung. Pembunuhan, perompakan, kecurian berlaku secara leluasa untuk menghukum kepada rakyat dan kepada pemerintah yang tidak menyerahkan diri kepada Tuhan dan hanya disandarkan kepada diri sendiri. Jadi pemerintahan atas dasar quwwah membuatkan pemerintah dan rakyat susah, pemerintah dan rakyat tidak tidur malam. Hal ini sudah dibuktikan sejarah. Bila bumi dikuasai bukan oleh kelompok taqwa, semua orang susah. Macam amerika, dia polis dunia tapi susah. Bukan saja orang benci, musuh benci, tapi Allah hinakan mereka dengan bencana alam. Pemerintah dan rakyatnya pening kepala. Kuasa dengan quwwah menyusahkah. Yang berkuasa tidak boleh tidur.
Tapi kalau kuasa itu Allah bagi pada orang bertaqwa, Allah akan sertai dengan memberi rahmat dan berkat, Allah selamatkan dari bala bencana. Kalau ada sedikit-sedikit bala bencana, itu sebagai didikan, sebab kalau tidak ada langsung, manusia akan melupakan Allah. Sebab itu Allah jadikan bencana sedikit sangat, yang lebih banyak Allah bagi rahmat & berkat. Kalau ada musuh yang jahat, ia mesti dapat ditumpaskan. Rakyat dengan kerajaan berkasih sayang, rakyat dengan rakyat berkasih sayang, pengikut taat, pemimpin berlaku adil. Akhirnya dua-dua puak untung, selesa. Rakyat selesa, penguasa selesa. Itulah yang dimaksud Allah dari ayat tadi.
Allah tidak mahu bumiNya vakuum. Ada pemerintah walau tidak adil lebih baik dari pada vakuum. Jadi maksud ayat tadi, kuasa di bumi ini bukan diberi pada orang soleh tapi pada orang yang layak samada atas dasar quwwah atau atas dasar taqwa. Yang lepas-lepas bumi banyak dikuasai atas dasar quwwah dari pada atas dasar taqwa. Tapi Allah berjanji di akhir zaman bumi akan dikuasai atas dasar taqwa.
1. atas dasar quwwah
2. atas dasar kekuatan batin yaitu taqwa
Dalam sejarah, dunia ini Allah serahkan atas dasar kekuatan quwwah, jarang sekali berlaku kepada taqwa. Apa maksudnya kekuatan lahir? Kekuatan tentera, sistem, kekuatan ekonomi, ada jemaah, ada pemimpin, pengikut dan lain-lain. Bila ada orang bertaqwa, Allah utamakan orang bertaqwa. Tapi jarang berlaku. Maksud bertaqwa di sini ialah satu pakej taqwa. Adanya orang bertaqwa yaitu orang yang beriman dengan Tuhan, adanya jemaah orang bertaqwa, adanya sistem yang dibuat atas dasar taqwa, adanya pemimpin yang ditunjuk Allah yang Allah beri ilmu, adanya pengikut yang taat kepada pemimpin. Kalau ada ciri-ciri ini, barulah Allah serahkan bumi ini kepada orang bertaqwa, kalau tidak, dunia akan diserahkan kepada quwwah.
Ini pun termasuk rahmat Allah. Kalau tidak ada taqwa, bumi akan diserahkan kepada quwwah, maksudnya walaupun jahat, ini lebih baik dari pada tidak ada langsung kerajaan. Kalau tidak ada kuasa, kalau rakyat bergaduh siapa yang akan mendamaikan? Kalau perang, siapa yang akan mendamaikan? Kalau ada masalah siapa yang akan menyelesaikan? Sejahat-jahat pemimpin, lebih baik dari pada tidak ada kuasa. Kalau tidak ada kuasa langsung, manusia bergaduh, berperang, tidak ada yang akan menyelesaikannya.
Tapi perlu diingat, bila kuasa di bumi diserah kepada manusia atas dasar quwwah, maka Tuhan berlepas diri. Risikonya tinggi. Tuhan akan biarkan. Akhirnya apa akan jadi? Rakyat benci pada pemerintah, pemerintah menyusahkan rakyat. Rakyat tidak suka pemerintah, pemerintah menekan rakyat. Gejala masyarakat tidak boleh dibendung. Pembunuhan, perompakan, kecurian berlaku secara leluasa untuk menghukum kepada rakyat dan kepada pemerintah yang tidak menyerahkan diri kepada Tuhan dan hanya disandarkan kepada diri sendiri. Jadi pemerintahan atas dasar quwwah membuatkan pemerintah dan rakyat susah, pemerintah dan rakyat tidak tidur malam. Hal ini sudah dibuktikan sejarah. Bila bumi dikuasai bukan oleh kelompok taqwa, semua orang susah. Macam amerika, dia polis dunia tapi susah. Bukan saja orang benci, musuh benci, tapi Allah hinakan mereka dengan bencana alam. Pemerintah dan rakyatnya pening kepala. Kuasa dengan quwwah menyusahkah. Yang berkuasa tidak boleh tidur.
Tapi kalau kuasa itu Allah bagi pada orang bertaqwa, Allah akan sertai dengan memberi rahmat dan berkat, Allah selamatkan dari bala bencana. Kalau ada sedikit-sedikit bala bencana, itu sebagai didikan, sebab kalau tidak ada langsung, manusia akan melupakan Allah. Sebab itu Allah jadikan bencana sedikit sangat, yang lebih banyak Allah bagi rahmat & berkat. Kalau ada musuh yang jahat, ia mesti dapat ditumpaskan. Rakyat dengan kerajaan berkasih sayang, rakyat dengan rakyat berkasih sayang, pengikut taat, pemimpin berlaku adil. Akhirnya dua-dua puak untung, selesa. Rakyat selesa, penguasa selesa. Itulah yang dimaksud Allah dari ayat tadi.
Allah tidak mahu bumiNya vakuum. Ada pemerintah walau tidak adil lebih baik dari pada vakuum. Jadi maksud ayat tadi, kuasa di bumi ini bukan diberi pada orang soleh tapi pada orang yang layak samada atas dasar quwwah atau atas dasar taqwa. Yang lepas-lepas bumi banyak dikuasai atas dasar quwwah dari pada atas dasar taqwa. Tapi Allah berjanji di akhir zaman bumi akan dikuasai atas dasar taqwa.
0 comments:
Post a Comment