Followers

Apakah ada keharusan izin kepada syeikh (guru) atau murabbi atau pendidik lainnya

Tuesday, June 28, 2011

Tidak ada satupun pendapat ulama ahli fiqh salaf maupun khalaf yang berpendapat bahwa harus idzin kepada guru atau pembina bila akan berjihad atau ibadat lainnya baik fardhu kifayah maupun fardhu ‘ain.  Barangsiapa yang berpendapat yang selain ini maka hendaklah dia mendatangkan dalil syar’i atau keterangan yang nyata.  Oleh sebab itu setiap muslim mempunyai hak berangkat berjihad tanpa idzin gurunya atau pendidiknya.  Karena idzin dari Rabbil Alamin lebih diutamakan dan Dia SWT telah mengidzinkan bahkan telah mewajibkan jihad.


Ibnu Hubairah menyatakan:

“Sesungguhnya termasuk tipu daya syaitan ialah didirikannya berhala ma’nawi yang disembah selain Allah SWT.  Misalnya ada orang yang telah menerima keterangan yang telah dipahaminya tentang suatu kebenaran, tetapi karena taqlid dia menyatakan: Ini bukan madzhab kami. Karena dia menganggap lebih agung pendapat yang dia pegangi dan merasa yakin bahwa pendapatnyalah yang paling benar.”[1]

Kalau seandainya ada seorang murid yang ingin belajar teknik dan kedokteran atau sejarah di negara-negara barat dan Amerika. Padahal di sana fitnah iman amat dahsyat bagaikan lautan besar yang berombak penuh dengan godaan-godaan yang melupakan iman dan lautan kenikmatan syahwat dan nyalanya api maksiyat.  Aku ingin menyatakan terhadap kasus yang seperti ini: Bila anak tersebut berangkat ke Eropa atau Amerika tanpa idzin gurunya atau yang lainnya, niscaya tidak ada yang menyalahkannya termasuk syeikhnya.

Tetapi bila murid tersebut berangkat untuk ikut dalam persiapan kekuatan militer kaum muslimin atau berangkat untuk jihad tanpa idzin gurunya, niscaya Anda akan mendapati percakapan-percakapan yang mencacinya dari berbagai arah. bagaimana dia pergi tanpa idzin?. Padahal Syeikhnya yang menyatakan demikian itu telah pernah mendengar atau membaca hadits Nabi SAW:

حرس ليلة في سبيل الله تعالى أفضل من ألف ليلة يقام ليلها ويصام نهارها  

“Berjaga-jaga di malam hari di jalan Allah, lebih utama daripada seribu bulan yang setiap malamnya didirikan shalat dan pada siang harinya dilakukan puasa.”[2]

Dalam shahih Muslim Rasulullah SAW bersabda:

رباط يوم وليلة خير من صيام شهر وقيامه، وإن مات جرى عليه عمله الذي كان يعمل وأجري عليه رزقه وأمن الفتان

“Berjaga-jaga di jalan Allah dari musuh dalam sehari semalam lebih baik daripada puasa sebulan yang disertai shalat tahajjud. Dan kalau dia mati dalam menjalankan tugas tersebut, maka pahalanya akan terus mengalir untuknya dari amal yang telah dia lakukan sebelumnya dan mengalir rezekinya (di kubur) dan dia aman dari adzab kubur”[3]

Rasulullah SAW juga bersabda:

غدوة في سبيل الله أو روحة خير من الدنيا وما فيها

“Berpagi-pagi dalam menjalankan tugas di jalan Allah atau bermalam-malam di jalan Allah, lebih baik daripada dunia dan seisinya[4].” (HR Bukhari dan Muslim)

Oleh sebab itu hendaknya para Syeikh dan para muridnya bersegera dalam mengerjakan amal-amal shalih dan berlomba-lomba dalam mengerjakan kebaikan dan hendaklah jangan sampai lalai dari nasehat Rasulullah SAW yang bersabda:

إغتنم خمسا  قبل خمس: حياتك قبل موتك، وصحتك قبل سقمك، وفراغك قبل شغلك، وشبابك قبل هرمك، وغناك قبل فقرك

“Jagalah lima perkara sebelum datang lima perkara: hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, waktu luangmu sebelum kesibukanmu, masa mudamu sebelum masa tuamu, masa kayamu sebelum masa miskinmu[5]”.

Dan hendaklah mereka mau mendengar hadits berikut ini:

قيام ساعة في الصف للقتال في سبيل الله خير من قيام ستين سنة

“Berdiri sesaat di dalam barisan tentara dalam suatu peperangan di jalan Allah, lebih baik daripada berdiri enam puluh tahun.[6] (HR Ahmad, Hakim dan Darimi)

Imam Syafi’i menyatakan, “Kaum muslimin bersepakat bahwa Barangsiapa yang beramal dengan sunnah Rasulullah SAW tidak boleh dia meninggalkan karena pendapat seseorang”.

0 comments:

©2009 .:: Makalah Ilmu ::.. Hakcipta Ada Yang Terpelihara.
Diterbitkan Oleh : Amirul Amin. | Pengurusan Oleh : Malaysia Terjah. | Pautan Luaran Oleh : Afiqah Network Link.
PENAFIAN : Ini adalah laman Web ATAU Blog sokongan untuk tujuan PROMOSI ATAU SUMBANGAN sahaja.
Tiada kaitan dengan : Laman Web ATAU Blog Syarikat ATAU Agensi ATAU Individu ATAU Organisasi yang disertai.
Tiada mana-mana bahagian portal ini boleh diubah, disalin, diedar, dihantar semula, disiarkan, dipamerkan, diterbitkan, dilesenkan, dipindah, dijual atau diuruskan
bagi tujuan komersil dalam apa bentuk sekalipun tanpa mendapat kebenaran secara bertulis yang jelas terlebih dahulu daripada
Malaysia Terjah.