Manchester United Is My Religion And Liga Champions Is My Mosque
Saturday, May 28, 2011
Pertandingan Bola sepak antara Barcelona melawan Manchester United (MU) tinggal menunggu hitungan jam. Dua pasukan besar ini akan mempertaruhkan gengsinya demi memperebutkan tahta juara Liga Champions Eropah, Sabtu besok, 28/05/2011 di Stadium Wembley, Inggeris.
Sebahagian besar mata pencinta bolasepak tanah air pun siap bergadang untuk memastikan siapa yang keluar sebagai pemenang. Tak peduli bedug subuh, tak peduli azan berkumandang. Semua saya prediksikan akan memenuhi kafe-kafe atau pos-pos hansip dimana paparan TV akan full menanyangkan aksi gocek Lionel Messi sampai goyang Mexico Chicharitho. Ya walaupun itu sama sekali tidak berkaitan dengan nasib bangsa Indonesia, bahkan nasib mereka sendiri.
Namun dalam sederet fakta itu, kisah MU menaklukan agama memang bukan barang baru. Di Inggeris, MU sendiri boleh dikata berjaya menakluki Kristian sebagai agama dominan di United.Para pemuja MU pun memiliki jargon tersendiri yakni, "Manchester United Is My Religion, Old Trafford Is My Church."
Aura militansi MU bukan sahaja berlaku di dalam lapangan, tetapi juga di jalan-jalan sekitar Manchester. Di pinggir jalan kota Manchester sendiri terdapat papan iklan besar yang bertuliskan kata-kata singkat: "It's like Religion".
Iklan itu tidak ada hubungannya dengan agama atau kepercayaan apapun. Namun uniknya, di situ terpampang gambar seorang pemain bola dengan latar belakang ribuan penyokong fanatik MU.Jadi, iklan itu adalah iklan yang mengangkat identiti MU untuk menyinggung betapa gereja sangat sepi, lengang, dan penuh debu jika MU sudah bertanding.
Bahkan perbezaan Kumpulan Inggeris berbanding kumpulan dunia lainnya akan tampak saat perayaan Hari Krismas. Di Liga Inggeris, walaupun hari Natal, yang namanya peratandingan sepakbola "haram" untuk cuti. Mereka kemudian menyebut perlawanan saat itu dengan istilah Boxing Day, sebuah perlawanan bolasepak yang bersamaan dengan Hari Krismas.
Anehnya, rekam jejak MU sebagai kelab juga dipenuhi cerita miring. Bahwa para pemain MU trengginas di lapangan hijau, memang iya. Namun diluar itu, banyak para ibu bapa di Inggeris sendiri bimbang jika melihat akhlak Pemain MU yang sangatlah buruk dan boleh ditiru anak-anak mereka.
Wayne Rooney, misalnya, striker MU ini sempat berselingkuh dengan seorang wanita panggilan justru saat sang isteri sedang hamil. Kes memalukan ini muncul saat Rooney sedang menumpukan membela Inggeris menghadapi Switzerland di kelayakan Piala Eropah 2012.
Tidak hanya Rooney, seorang youngster Manchester United, bernombor punggung 23, bernama Johnny Evans, juga mempunyai kes yang lebih parah dari Rooney. Bek muda MU ini pernah ketangkap tangan oleh pihak berwajib, menyusul kes laporan perkosaan dari seorang wanita, yang terjadi di Great John Street Hotel pada 18 Disember 2007.
Tragedi itu terjadi saat MU sedang melangsungkan pesta natal di hotel tersebut. Pada saat pesta dilangsungkan, banyak sekali wanita yang datang, dalam selang umur 18-30 tahun. Minuman keras, whiskey dan vodka, plus champagne, tak henti-henti dialirkan dan menjadi hal biasa bagi pemain MU. Hedonisme pesta semakin menjadi-jadi ketika Wayne Rooney dan Kapten MU Rio Ferdinand (yang harusnya memberi teladan) melantai di kawasan disko.
Klimaksnya, pesta ini dinodai oleh aksi Johnny Evans yang merogol seorang wanita. Johnny Evans pun kemudian dibebaskan dengan wang jaminan. Tetapi paling tidak kejadian ini menambah rentetan panjang, kes rogol oleh pemain sepakbola di Inggeris.Bayangkan betapa moral sangat berharga murah di Inggeris.Maka itu tak jarang, para pemain bolasepak di Inggeris belum berkahwin tapi sudah memiliki anak. Dari siapa? Pacar mereka sendiri.
MU dan Yahudi
Terlepas dari polemik itu, kaitan antara MU dan Yahudi juga patut mendapat perhatian. Kalau kita perhatikan secara teliti, lambang MU yang bertanduk itu, menyimpan aura mistik yang kuat.
Logo itu mewakili "Satanic Symbols" sebagai sebuah ilustrasi.Beberapa musim lalu, MU dengan logo syaitan-nya itu, juga ditunjang oleh sponsor Vodafone yang memiliki kandungan logo Ouroboros. Ouroboros sendiri termasuk ke dalam 'Satanic Symbols' yang memiliki arti keabadian, kesemestaan, yang juga mewakili kekuatan Lucifer.
Sebelumnya David Beckham, pernah kedapatan wartawan memakai Kippah Yahudi dan menyatakan kesenangannya menunjukkan identiti agama itu dalam dirinya,
"Saya suka memakai topi tradisional Yahudi semasa kanak-kanak, dan juga menghadiri majlis perkahwinan-perkahwinan orang Yahudi bersama datuk saya."
Dalam buku biografi pertamanya, My World, Beckham pun angkat suara tentang betapa darah Yahudi datuknya itu mempengaruhi kehidupan peribadinya. Beckham mengatakan bahawa, "Saya mungkin mempunyai hubungan yang lebih banyak dengan Yahudi, daripada dengan agama-agama lain."
Lama sebelum itu, Jewish Cronicle Online juga telah melaporkan rencana bertarikh 18 April 2008 yang menangkap Beckham dan isterinya Victoria Beckham merancang untuk menghantar anak bongsu mereka, Cruz, ke Pusat Penjagaan Kanak-kanak Yahudi di Los Angelas. Pusat penjagaan ini berada dibawah Reform Synagogue, Stephen S Wise Temple.
Selain itu, pemilikan MU oleh pebisnis Yahudi juga menimbulkan polemik bagi awam Inggeris. Malcolm Glazier, sang pemilik MU, tersohor sebagai seorang pebisnis tulen.
Ketika salah seorang fans MU di sebuah laman dikonfrontir tentang hegemoni Yahudi di tubuh MU, ia malah membalas, "Fans MU bukan menyokong Yahudi-nya bro, tapi klubnya!!!! ini dunia sukan coy bukan tempat SARA. "
Bayangkan, persoalan Yahudi hanya dianggap persolan SARA yang tidak kalah penting dari sebuah fanatisme sepakbola.Padahal bisa jadi kocek yang mereka keluarkan untuk fanatisme MU telah masuk ke poket Israel dan membunuh saudara mereka di Palestin, meningat Malcolm Glazier, pemilik MU, termasuk seorang Yahudi militant dari Amerika. Itu pun juga termasuk SARA bukan?
Kini, ditengah kecintaan besar awam Indonesia terhadap MU, kelab tersohor itu sendiri tidak mampu menolong dirinya sendiri.Saat ini MU mempunyai hutang sebanyak 370 juta poundsterling (sekitar Rp 4,969 triliun). Sekalipun mendapatkan kucuran dana sebesar 100 juta poundsterling, para pemerhati meramalkan MU tidak bisa dengan cepat untuk bangkit.
Namun, bisa jadi MU akan bangkit dari para kocek warga Indonesia, yang membelanjakan wangnya untuk Hak siar pertandingan, Merchandise, dan termasuk luapan warga Negara kita menyaksikan laga tepat saat tengah malam esok.
Ya sekalipun hutang bangsa kita saat ini, juga lebih parah dari MU, yakni Rp 164,4 trillion. Dan saya pun tidak bisa membayangkan, bagaimana Masjid, Mushola, Langgar, akan sepi, bahkan azan pun tidak ada. Kerana perlawanan Barca VS MU harus dilanjutkan lewat adu penalti. Kalau begini, tidak beda dengan di Inggeris, di Indonesia pun para suporter kita akan bersuara, "Manchester United is My Religion and Liga Champions Is My Mosque."Allahua'lam (pz)
Sebahagian besar mata pencinta bolasepak tanah air pun siap bergadang untuk memastikan siapa yang keluar sebagai pemenang. Tak peduli bedug subuh, tak peduli azan berkumandang. Semua saya prediksikan akan memenuhi kafe-kafe atau pos-pos hansip dimana paparan TV akan full menanyangkan aksi gocek Lionel Messi sampai goyang Mexico Chicharitho. Ya walaupun itu sama sekali tidak berkaitan dengan nasib bangsa Indonesia, bahkan nasib mereka sendiri.
Namun dalam sederet fakta itu, kisah MU menaklukan agama memang bukan barang baru. Di Inggeris, MU sendiri boleh dikata berjaya menakluki Kristian sebagai agama dominan di United.Para pemuja MU pun memiliki jargon tersendiri yakni, "Manchester United Is My Religion, Old Trafford Is My Church."
Aura militansi MU bukan sahaja berlaku di dalam lapangan, tetapi juga di jalan-jalan sekitar Manchester. Di pinggir jalan kota Manchester sendiri terdapat papan iklan besar yang bertuliskan kata-kata singkat: "It's like Religion".
Iklan itu tidak ada hubungannya dengan agama atau kepercayaan apapun. Namun uniknya, di situ terpampang gambar seorang pemain bola dengan latar belakang ribuan penyokong fanatik MU.Jadi, iklan itu adalah iklan yang mengangkat identiti MU untuk menyinggung betapa gereja sangat sepi, lengang, dan penuh debu jika MU sudah bertanding.
Bahkan perbezaan Kumpulan Inggeris berbanding kumpulan dunia lainnya akan tampak saat perayaan Hari Krismas. Di Liga Inggeris, walaupun hari Natal, yang namanya peratandingan sepakbola "haram" untuk cuti. Mereka kemudian menyebut perlawanan saat itu dengan istilah Boxing Day, sebuah perlawanan bolasepak yang bersamaan dengan Hari Krismas.
Anehnya, rekam jejak MU sebagai kelab juga dipenuhi cerita miring. Bahwa para pemain MU trengginas di lapangan hijau, memang iya. Namun diluar itu, banyak para ibu bapa di Inggeris sendiri bimbang jika melihat akhlak Pemain MU yang sangatlah buruk dan boleh ditiru anak-anak mereka.
Wayne Rooney, misalnya, striker MU ini sempat berselingkuh dengan seorang wanita panggilan justru saat sang isteri sedang hamil. Kes memalukan ini muncul saat Rooney sedang menumpukan membela Inggeris menghadapi Switzerland di kelayakan Piala Eropah 2012.
Tidak hanya Rooney, seorang youngster Manchester United, bernombor punggung 23, bernama Johnny Evans, juga mempunyai kes yang lebih parah dari Rooney. Bek muda MU ini pernah ketangkap tangan oleh pihak berwajib, menyusul kes laporan perkosaan dari seorang wanita, yang terjadi di Great John Street Hotel pada 18 Disember 2007.
Tragedi itu terjadi saat MU sedang melangsungkan pesta natal di hotel tersebut. Pada saat pesta dilangsungkan, banyak sekali wanita yang datang, dalam selang umur 18-30 tahun. Minuman keras, whiskey dan vodka, plus champagne, tak henti-henti dialirkan dan menjadi hal biasa bagi pemain MU. Hedonisme pesta semakin menjadi-jadi ketika Wayne Rooney dan Kapten MU Rio Ferdinand (yang harusnya memberi teladan) melantai di kawasan disko.
Klimaksnya, pesta ini dinodai oleh aksi Johnny Evans yang merogol seorang wanita. Johnny Evans pun kemudian dibebaskan dengan wang jaminan. Tetapi paling tidak kejadian ini menambah rentetan panjang, kes rogol oleh pemain sepakbola di Inggeris.Bayangkan betapa moral sangat berharga murah di Inggeris.Maka itu tak jarang, para pemain bolasepak di Inggeris belum berkahwin tapi sudah memiliki anak. Dari siapa? Pacar mereka sendiri.
MU dan Yahudi
Terlepas dari polemik itu, kaitan antara MU dan Yahudi juga patut mendapat perhatian. Kalau kita perhatikan secara teliti, lambang MU yang bertanduk itu, menyimpan aura mistik yang kuat.
Logo itu mewakili "Satanic Symbols" sebagai sebuah ilustrasi.Beberapa musim lalu, MU dengan logo syaitan-nya itu, juga ditunjang oleh sponsor Vodafone yang memiliki kandungan logo Ouroboros. Ouroboros sendiri termasuk ke dalam 'Satanic Symbols' yang memiliki arti keabadian, kesemestaan, yang juga mewakili kekuatan Lucifer.
Sebelumnya David Beckham, pernah kedapatan wartawan memakai Kippah Yahudi dan menyatakan kesenangannya menunjukkan identiti agama itu dalam dirinya,
"Saya suka memakai topi tradisional Yahudi semasa kanak-kanak, dan juga menghadiri majlis perkahwinan-perkahwinan orang Yahudi bersama datuk saya."
Dalam buku biografi pertamanya, My World, Beckham pun angkat suara tentang betapa darah Yahudi datuknya itu mempengaruhi kehidupan peribadinya. Beckham mengatakan bahawa, "Saya mungkin mempunyai hubungan yang lebih banyak dengan Yahudi, daripada dengan agama-agama lain."
Lama sebelum itu, Jewish Cronicle Online juga telah melaporkan rencana bertarikh 18 April 2008 yang menangkap Beckham dan isterinya Victoria Beckham merancang untuk menghantar anak bongsu mereka, Cruz, ke Pusat Penjagaan Kanak-kanak Yahudi di Los Angelas. Pusat penjagaan ini berada dibawah Reform Synagogue, Stephen S Wise Temple.
Selain itu, pemilikan MU oleh pebisnis Yahudi juga menimbulkan polemik bagi awam Inggeris. Malcolm Glazier, sang pemilik MU, tersohor sebagai seorang pebisnis tulen.
Ketika salah seorang fans MU di sebuah laman dikonfrontir tentang hegemoni Yahudi di tubuh MU, ia malah membalas, "Fans MU bukan menyokong Yahudi-nya bro, tapi klubnya!!!! ini dunia sukan coy bukan tempat SARA. "
Bayangkan, persoalan Yahudi hanya dianggap persolan SARA yang tidak kalah penting dari sebuah fanatisme sepakbola.Padahal bisa jadi kocek yang mereka keluarkan untuk fanatisme MU telah masuk ke poket Israel dan membunuh saudara mereka di Palestin, meningat Malcolm Glazier, pemilik MU, termasuk seorang Yahudi militant dari Amerika. Itu pun juga termasuk SARA bukan?
Kini, ditengah kecintaan besar awam Indonesia terhadap MU, kelab tersohor itu sendiri tidak mampu menolong dirinya sendiri.Saat ini MU mempunyai hutang sebanyak 370 juta poundsterling (sekitar Rp 4,969 triliun). Sekalipun mendapatkan kucuran dana sebesar 100 juta poundsterling, para pemerhati meramalkan MU tidak bisa dengan cepat untuk bangkit.
Namun, bisa jadi MU akan bangkit dari para kocek warga Indonesia, yang membelanjakan wangnya untuk Hak siar pertandingan, Merchandise, dan termasuk luapan warga Negara kita menyaksikan laga tepat saat tengah malam esok.
Ya sekalipun hutang bangsa kita saat ini, juga lebih parah dari MU, yakni Rp 164,4 trillion. Dan saya pun tidak bisa membayangkan, bagaimana Masjid, Mushola, Langgar, akan sepi, bahkan azan pun tidak ada. Kerana perlawanan Barca VS MU harus dilanjutkan lewat adu penalti. Kalau begini, tidak beda dengan di Inggeris, di Indonesia pun para suporter kita akan bersuara, "Manchester United is My Religion and Liga Champions Is My Mosque."Allahua'lam (pz)
0 comments:
Post a Comment